Yogjakarta.. ya sebuah kota di pulau Jawa, tepatnya adalah ibukota propinsi DI (Daerah Istimewa) Yogyakarta.
Sebuah kota yang penuh dengan legenda Jawa.
Bisa dikatakan budaya jawa sangat kental disini.
Memiliki sekian obyek wisata yang menarik dan bisa dikatakan unik.
Yang pasti Yogjakarta memiliki Keraton Yogjakarta yang sampai sekarang masih berjalan sistem pemerintahannya.
Wow.. memang luar biasa..
Secara singkat inilah beberapa objek wisata yang patut dan sangat layak dikunjungi ketika anda beriwisata ke Yogyakarta.
• Candi, The Heritage of Great Palaces in 8th and 9th Century
o Borobudur, the Biggest Buddhist Temple in the Ninth Century
o Reading the Message from Nirvana in Gampingan Temple
o Candi Gebang (Gebang Temple)
o Ijo Temple, the Temple Located at the Highest Place in Yogyakarta
o Revealing the Puzzle of the Ancient Dam nearby Kedulan Temple
o Candi Mendut (Mendut Temple)
o Candi Pawon (Pawon Temple)
o Plaosan Temple, the Twin Temple in Yogyakarta
o Prambanan, the Most Beautiful Hindu Temple in the World
o 21 Years Constructing the Sambisari Temple "Puzzle"
o Tara Temple, the Oldest Buddhism Inheritance in Yogyakarta
• Places of Interest
o Turi Agro Tourism, Enjoying Salak Pondoh in Fruit Garden
o Alun-Alun kidul (The South Square), Finding Tranquility and Blessing
o Stepping on the First Palace of Ngayogyakarta Hadiningrat Kingdom
o Angkringan Lik Man, Spending Your Night in Yogyakarta with Kopi Joss
o Adisutjipto, an International Airport in Yogyakarta
o Beringharjo, a Complete, Traditional Market in Yogyakarta
o Bintaran, from the House of Pangeran Bintoro to Indische City
o "Matahari" (The Sun) in the Twilight of Permata Theatre
o Banyusumurup, the Village of Keris Accessories
o Serangan Village, Visiting the Home of the Keris-carvers
o Gabusan Market, Handicraft Paradise in Bantul
o The Story of the Mural at Galeria Crossroad
o The Church of Ganjuran, Seeing Jesus in Javanese Face
o The Mysterious Pesanggrahan Gua Siluman
o Kaliurang, a la Madam and Meneer Tour
o Kasongan, Hunting Ceramics in Kundi Community
o Kauman Village, the Enchantment of Islamic Struggle
o Kotabaru, the Exploration to an Old Park Town
o Kotagede, Enchantment of an Old City
o Yogyakarta Sultan Palace, Center of the Universe
o Mural Park under the Lempuyangan Flyover
o Loji, the First Indisch Area in Yogyakarta
o Malioboro, Nostalgia in Souvenirs Paradise
o Kotagede Mosque, the Oldest Mosque in Yogyakarta
o Mlangi Village, Islamic Religious Tourism
o Ngasem, the Bird Market in Yogyakarta
o Kunci Floor Tile Factory, to Know the Production of Classic Floor Tiles
o Panggung Krapyak, where the Kings Went Hunting
o Pasar Klithikan of Yogyakarta, Hunting Unique, Used Things
o Taru Martani Cigar Factory, the Legend of Cigar van Java
o Chinese Area in Yogyakarta, Historical Trading Area
o Madukismo Sugar Factory and the Iron of Kwai River Bridge in Thailand
o Prawirotaman, a World-known Kampong of Batik and Lodging
o The Peak of Suroloyo, Observing Borobudur from Sultan Agung's Meditating Place
o King Boko Palace, the Glory on a Peaceful Hill
o Going along the Bank of the Mataram Ditch
o Sendang Sono, Lourdes in Indonesia
o Sendang Sriningsih, the Medium of God's Blessing
o Sosrokusuman, from Cheap Logding to Wayang Kancil
o Sosrowijayan, a Tourist Kampong in the City Center of Yogyakarta
o Tugu Railway Station, One of the Oldest Train Stops in Indonesia
o Tamansari (Taman Sari)
o Giwangan, the Biggest Type-A Bus Station in Indonesia
o WANAGAMA, Piece of a Story about Reforestation and the Teak Wood Tree of Prince Charles
o Pesanggrahan Warungboto and the Enchantment of the 19th Century Water Garden
• Natural Beaches in Yogyakarta / Jogja
o Baron Beach
o Congot Beach, the Nuance of Fishermen Beach
o Depok Beach, Enjoy Seafood Cuisine from Fresh Fish
o Drini Beach
o The Glagah Beach, from Lagoon Scenery to Agro Tourism
o Krakal Beach
o Kukup Beach
o Ngobaran Beach, from Temple to Fried Sea Urchin
o Ngrenehan Beach
o Parangkusumo, the Love Beach in Yogyakarta
o Parangtritis, the Most Popular Beach in Yogyakarta
o Sadeng Beach, Visiting the Estuary of the Ancient Bengawan Solo River
o Sepanjang, The Old Kuta Beach
o Siung Beach, Having 250 Routes for Cliff Climbing
o Sundak Beach, Dog and Sea Urchin Fight which Result a Blessing
o Trisik Beach, Enjoying the Nuance of a Coastal Village
o Wediombo Beach, Fishing from the Coral Hill
• Museum and Monument in Yogyakarta / Jogja
o Affandi Museum, Visiting the Palace of a Maestro
o Kekayon Museum, Turning On the Record of Indonesian History
o Yogya Kembali Monument, The Track of Six-Hours Occurrence in Yogyakarta
o Samudraraksa Ship Museum
o Sasana Wiratama, Commemorating the Struggle of Prince Diponegoro
o Sasmitaloka Museum, Visiting The Home of a Guru
o Sonobudoyo Museum, Admiring the Keris Collection
o Tugu Jogja, the Most Popular Landmark in Yogyakarta
Sumber : http://www.yogyes.com
Memang sungguh luar biasa..
Untuk menuju kota ini sekian fasilitas bisa dicapai, baik menggukan Bus, Kereta (Bandung, Jakarta, Surabaya), dan Pesawat terbang.
Untuk itulah AirAsia berusaha memberikan fasilitas sebuah penerbangan dari dan ke Yogjakarta.
Yaitu Jakarta, Kuala Lumpur dan Singapura. Untuk Jakarta sendiri penerbangan dari dan ke Yogjakarta adalah 2x dalam sehari. Sedangkan untuk dari dan ke Kuala Lumpur dan Singapura adalah 1x dalam sehari.
Mengenai penginapan itu sendiri, banyak pilihan. Mulai dari budget hotel, hostel, dan hotel berbintang.
Untuk informasi penginapan bisa dilihat dan book via http://www.yogyes.com
Dan inilah sedikit cerita saya hari ini saat saya mengunjungi kota Yogjakarta.
Ya, 1 Januari 2010. hari pertama di tahun baru. Saya masih diberi kesempatan terbang gratis oleh AirAsia untuk mengunjungi kota Yogyakarta.
Sudah setahun saya tidak mengunjungi kota ini. Dan ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan pesawat udara untuk mengunjungi Yogjakarta, sebelumnya biasanya menggunakan mobil, bus, atau kereta api.
Setelah sholat jumat, bus damri dari Gambir membawa saya menuju Terminal 3 di Bandara Soekarno Hatta. Karena penerbangan saya adalah pukul 15.05 sore hari.
Saya masih berfikir, ini adalah hari libur dan pasti antrian sangat banyak. Untuk itulah sebelumnya saya sudah melakukan mobile check in melalui HP di situs mobile.ariasia.com, selanjutnya saya simpan bukti barcode check in di HP saya.
Ternyata meleset dugaan saya, terminal 3 siang itu sepi, mungkin pagi atau sore banyak penerbangan. Sehingga sayapun bisa langsung menuju ke antrian check in tanpa harus antri lama.
Pukul 15.15 menit (meleset sedikit dari jadwal) pesawat sudah take off.
Penerbangan ke Yogjakarta dari Jakarta hanya 1 jam saja, tetapi saya masih bisa menikmati Nasi Lemak sebagai santapan makanan di pesawat yang bisa dipesan saat reservasi juga tentunya.
Pukul 16.15 pesawat sudah mendarat di Yogyakarta, cuaca agak mendung sore itu. Dan saya bergegas menuju pintu keluar dan menuju ke halte bus trans jogja.
Ya, Yogyakarta sudah mempunyai trans jogja, seperti trans jakarta (busway) tetapi lebih kecil.
Disana ada peta petunjuk dimana bus akan berhenti di halte atau perlu transit. Dan cukup dengan tiket 3000 rupiah kita sudah bisa keliling Yogjakarta. Ehm...
Di dekat bandara Adi Sucipto Yogjakarta juga ada stasiun kereta api yang menuju Solo. Dan juga ada bus damri yang menuju Kebumen dan Magelang.
Waw, cukup lengkap ternyata. Dan taksi bandara pun tentu saja ada.
Saran saya, jika memang anda membawa banyak barang bawaan seprti koper. Mendingan tidak menggunakan trans jogja, karena ukuran halte tidak terlalu besar dan ukuran bus tidak terllau besar, jadi lebih baik menggunakan taksi bandara saja.
Sore itu saya harus menuju rumah teman dari teman saya, atau teman dari Meuthia yaitu Salim, di daerah Condong Catur.
Setelah dari sana, saya menuju penginapan saya di daerah Agus Salim. Cukup bersih dengan tarif permalam Rp. 125rb (thx to Teguh yang sudah membawantu reservasi).
Karena perut terasa lapar, akhirnya malam itu dan alhamdulilah ada makan bersama di resto Pondok Cabe di daerah Terban. Saya dan Meuthia menuju kesana menggunakan trans jogja tentunya. Dan kami sangat menikmati makan malam kali ini, dengan menu special Nasi Bakar plus lauk ayam goreng, ikan bawal bakar, pepes tahu, pepes jamur, sop buntut, empal, dll. Kami berlima plus balita satu tidak sampai habis 100ribu rupiah. Wow, cukup murah bukan. Resto ini memiliki tempat yang cukup nyaman dengan hiburan live musik yang unik dan menarik.
Setelah itu saya menikmati perjalanan malam sendiri di daerah kampus UGM, dan nongkrong di lesehan yang menjual skoteng. Hmm.... sambil mancari inspirasi.
Malam saya habiskan disana dan saa pun kembali menuju ke penginapan.
Karena sudah cukup malam dan trans jogja sudah tidak beroperasi (beroperasi sampai pukul 9 malam) sayapun menggunakan taksi.
Saya memang melewatkan ke Malioboro, karena malam ini Malioboro sangat ramai dan macet. Ya sangat ramai, mungkin karena libur panjang akhir pekan di tahun baru.
Karena agak sedikit demam dan pilek, malam ini saya habiskan dengan istirahat untuk mengisi energy buat besok menuju kota Solo menggunakan kereta api Pramex, alias Prambanan Express dan tentunya menulis note di facebook ini serta menyusun sedikit catatan buat artikel AirAsia.
Sampai jumpa di kota Solo esok siang yaaa....
*only for facebook dan multiply*
1 komentar:
Posting Komentar