Selasa, 27 November 2012 akhirnya berangkat juga kami ke Dayak Iban.
Eits, cerita keberangkatan ini ga semulus yang dibayangkan sih ya.
Hari sebelumnya, alias Senin 26 November gw di kantor harus kelarin semua
gawean untuk 4 hari kedepan gw cuti.
Ga kaget kan lah malam itu gw pulang kantor jam 9 malam,..
Pulang tidur? Ya nggak lah..
Gw packing! Ya malam itu gw baru
packing temans, ngebongkar lemari, bawa baju ini itu, peralatan ini itu.
Dan ngumpulin perlengkapan yang
dibawapun ga semudah yang dikira sih ya.
Dalam bayangan gw, ini perjalanan ke hutan di Kalimantan.
Dan setelah membaca panduan dan daftar barang yang harus dibawa juga
termasuk disana da sleeping bag. Dan sleeping bag ini gw kaga punya...
Syukurlah, hari senin itu gw
dapet pinjaman sleeping bag dari kawan kantor (thanks to Madun)
Mengumpulkan barang bawaan yang
harus dibawa sesuai daftar yang diberikan panitia ditambah beberapa keperluan
pribadi.
Heboh di kamar lah malam itu. Milih sweater, nyari-nyari senter dan
rain cover buat ransel yang nyelip entah dimana, nyiapin gadget dan lain-lain.
Jam 11 malam beres dimasukin ke
ransel tercinta ditambah tas selembang kecil 1. dengan sleeping bag menyita 1/3
isi tas ransel. Oalah.
Masih ada waktu sebentar buat gw
kelarin gawean kantor, karena baru keinget masih ada pendingan gawean yang
harus dikelarin.
Jam 12 malam dirasa semua beres,
bersiap untuk tidur.
Lampu kamar dimatiin.
10 menit kemudian baru keinget
kalo power bank gw harus di charge.
Arrghhh!!!!
Bongkar ransel ambil power bank
dan di charge.
Okesip mencoba tidur soalnya jam
4 pagi harus ke airport. L
Mata udah merem dari tadi tapi entah kenapa ga bisa tidur.
Ke kanan, ke kiri.
Menit berjalan, melewati jam 1 malam gw masih belum bisa tidur.
Gawat, gimana ini kalo gw esok harinya kurang tidur, ntar ga maksimal
perjalanan gw di BlackTrail ini.
Jam 1.30 pagi gw mencium bau kabel terbakar, saat itu gw masih
sangat-sangat dasar dan belum tidur.
Pas mencari sumber bau itu.
Apa??!!!!
Kabel power bank gw terbakar!
Terlihat percikan api..
Langsung .. tarik kabel colokan utama dan nyalain lampu kamar..
Duh!!! Lemes...
Bersyukur sekali saat terjadi itu gw belum tidur, coba ya kalau udah tidur,
ga kebayang L
Merapikan semuanya dan gw mencoba tidur di jam 2 pagi..
Zzzzz...
Alarm berbunyi jam 3.45 pagi sengaja aku setel jam segitu.
Kali ini untungnya langsung bangun
ya, ga otomats matiin alarm dan tidur lagi.
Pagi buta dan menghitung jam kurang 2 jam gw tidur malam itu.. eh pagi
itu..
Bergegas narik handuk.. hidupkan
shower..
Bressss… air dingin menyergap
pagi itu. Segar.. langsung melek!
Jam 4 kelar mandi.
Ganti baju, cek sekali lagi
barang bawaan yang dibawa, dan nunggu shubuh sebentar lagi untuk sholat shubuh
dulu.
Selesai itu semua tepat jam 4.15
keluar pagar dan taksi tersayang sudah nangkring depan rumah, semua pesanan jam
4.15 pagi.
Cusss.. ke bandara.
Sesuai jadwal sih berkumpul jam 4.30 di KFC T2F Bandara Soekarno Hatta.
Taksi melaju cukup cepat, maklum jalan tol sepi pagi buta itu, dan entah
kenapa tetap mata ga bisa terpejam karena badan sudah segar efek mandi pagi
buta.
Baiklah..
Perut terasa keroncongan yah, maklum dari malam gw belum makan. Pantes...
Jam 4.45 mendarat dengan manis di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta.
Gw anggota Tim 5 yang terkahir sampai, tapi untungnya kita masih menunggu
panitai yang lain yang belum datang.
Dan, pagi itu dapet burger dong dari panitia buat sarapan pagi. Yess..
mengganjal perut lapar dari semalem nih ceritanya.
Pesawat kita pagi itu ke Pontianak adalah jam 6
pagi jadinya memang jam segitu kita sudah harus di bandara.
Jam 5.30 kita semua sudah
berkumpul di gate keberangkatan.
Bersama panitia dan juga 4 kawan
BlackTrail yang lain.
Kemana Nicholas Saputra,.. dia
sudah berangkat hari sebelumnya ke Pontianak ,
karena mau bertemu kawannya dulu dan akan bertemu dengan kita di Bandara
Supadio Pontianak.
Boarding jam 6 kurang 15 pagi.
Karena parking pesawat di remote
area akhirnya kita naik bus ke pesawat.
Schedule take-off mundur 20
menit.
Berangkatlah kita ke Pontianak .
Tidur di pesawat? Pengennya
karena ada acara bagi-bagi sarapan pagi di pesawat oleh mbak pramugari yang
cantik, tidur di pesawat kali ini ga bisa.
Apalagi perjalanan hanya 1 jam 15
menit saja.
Jam 7.35 menit pagi kita mendarat
di Bandara Supadio Pontianak .
Setelah ambil bagasi kita menuju
ke Terminal Keberangkatan, karena kita harus berangkat ke Putussibau dengan
pesawat KalStar jam 8.40 pagi itu.
Disana kita berjumpa dengan
Nicholas Saputra, dan kami ngopi-ngopi dulu menjelang boarding sebentar lagi.
Jam 8.20 kami boarding.
Dan ini kali pertama gw naik
pesawat baling-baling atau dengan type ATR- 42-300
Yah… cukup excited sih ya dan
berdoa semoga cuaca bagus dan lancar sampai di Putussibau.
Duduknya bebas, dan gw kebagian
di seat nomer 4 (kalo ga salah) barengan dengan Mas Yos dari L’Oreal.
Pengen sih tidur 1 jam gitu di
pesawat ini, lumayan kan
ya. Tapi oh ternyata… suara bising deru baling-baling pesawat ini membuat
mataku tidak konsen untuk menidurkan diri.
Baiklah, saya tidak tidur, dan
alhamdulilah cuaca cukup bagus pagi itu, sampai akhirnya landing di Putussibau
1 jam kemudian.
Walaupun disambut gerimis tapi
lancar.
Kita sudah muali syuting selama
di Bandara Pontianak dan dilanjutkan take kamera lagi di Bandara Pangsuma di
Putussibau ini.
Setelah barang bagasi diambil dan
total 4 mobil sudah menjemput, dank arena Nico juga dikerubutin fansnya (kenapa
gw yang dikerubutin ya) kita segera meninggalkan bandara untuk menuju ke……
Sungai Utik. Sebuah nama dusun tempat Dayak Iban bertempat tinggal.
Di tengah perjalanan kita mampir
dulu ke sebuah minimart, dan disarakan kita membeli apa yang perlu dibeli,
seperti rokok, obat. Dan ada peserta yang terpaksa membeli sandal jepit karena
sandal gunungnya hilang di bagasi L
Gw sih membeli obat masuk angin
saja, kali aja disana cuaca sedang hujan dan gw ngelihat apa yang Nico beli
teman… bantal.
Bantal bulat emotional series berwarna kuning yang skrg lagi ngetrend (gw
juga punya sih dikamar :P)
Kita lanjutkan perjalanan kembali, 5 menit berjalanan sinyal telepon semua
operator menghilang semuanya sampai kami berasa di Sungai Utik.
HP dan gadget mati.
Dan boro-boro bisa tidur ya,.. di dalam mobil kami ber 5 dan super duper
ramai sekali.
Tertawa membahas ini dan itu, maklum tim 5 BlackTrail Dayak Iban ini
ternyata semuanya gokil abis, sehingga ngantuk dan capeknya badan tak terasa
jadinya.
Menjelang jam 1 siang kita sudah sampai di Sungai Utik dimana terdapat
Rumah Betang dan disini kami akan menginap selama 2 malam.
Upacara penyambutan tamu segera
dimulai.
Dan kami bebraris dan diarak
memasuki rumah betang, menaiki anak tangga dan juga meminum minuman khas Dayak
Iban yang rasanya seperti air tape. J
Kami masih melanjutkan upacaranya
dan berkeliling di teras dalam Rumah Betang tersebut sejauh hampir 200 meter.
Di depan barisan kami terdapat
barisan anak-anak yang menari-nari dan diiringi musik tabuh khas Iban.
Posisi gw saat itu dibelakang Nico dan kami harus kuat menahan gerahnya
badan.
Karena siang hari, dan kami barjalan diantara orang-orang dan juga lampu
kamera juga saat itu on.
Baiklah, setelah sesi tersebut selesai kami pun dipersilakan duduk. Dan
disuguhi makanan kecil khas iban.
Apa makanan kecil itu?
Sederhana, ada ketan yang dibakar dan ada ketan yang digoreng.
Mengenyangkan. Dan entah kenapa gw merasa lapar dan memakan kudapan itu
sebanyak 3 potong.
J
Sambutan-sambuatan acara berlangsung lancar, dan saatnya makan siang.
Yess... gw tetiba melapar kembali kalau dengar kata-kata makan.
Menu makan siang kali itu dibagi 2 meja, yang halal dan non-halal.
Gw tentunya milih meja yang halal ya dengan menu full sayur mayur. Dan, gw
acungin jempol.
Makanannya segar, enak walaupun sederhana.
Ada sayur pakis, sayur ketimun dan juga sayur ubi.
Serta ditambah sambal yang sangat pedas sekali.
Sambil kita makan siang, kita
dihibur oleh tari-tarian anak kecil yang sangat piawai menari.
Berikutnya kami dibagi kamar
masing-masing dan kami ber-5 BlackTrail Dayak Iban ditempatkan di bilik nomer
9.
Kami menempati ruang tamu yang
sudah disulap menjadi kamar tidur kami.
Sebauh tempat berukuran sekitar 3x4 meter siap menjadi tempat kami ber 5
menghabiskan malam hari. Eaaa...
Dan tempat itu menurut gw jauh lebih nyaman dari bayangan gw.
Dalam hati, wah.. ini mah tidur ga perlu sleeping bag nih.
Walaupun beralaskan tikar buat aku pribadi sudah cukup nyaman dan tempatnya
juga bersih.
Sistem sanitasi di rumah tempat kami tinggalpun bersih juga, kamar mandinya
juga nyaman.
Istirahat kami siang itu di jam 2 siang, dan jam 4 sore kami harus
berkumpul lagi untuk sesi acara selanjutnya.
Tidur? Tidak bisa... karena di ruangan itu kami ber-5 reramean lagi. Seru
sekali.
Jam 4 pagi semua sudah siap.
Memakai kostum khas kelompok kami
yang sudah kami persiapkan beberap hari sebleumnya.
Kostum dengan gambar karikatur
kami ber5 tim BlackTrail Dayak Iban ditambah wajah Nicholas Saputra juga
tentunya.
Karikatur kartun hasil besutan
Tozan Mimba salah satu dari tim-5 yang merupakan (ternyata) seoarng cartoonist.
Dan kaos dipersiapkan oleh Detri, yang ernyata juga mempunyai usaha konveksi di
Bandung .
Perpaduan yang sangat sempurna
Sore itu kita ada scene mencari
ikan di sungai dengan beberapa masyarakat Dayak Iban.
Yes… nyebur ke sungai. Hahahaha…
Sungainya berarus deras sore itu,
tapi tidak dalam rupanya.
Dan gw membantu mencari ikan
dengan menggunakan alat tradisional untuk mencarinya.
Iya, saya tidak dapat ikan sore
itu. L
Berlanjut dengan pengambilan
gambar satu per satu dari kami untuk membuat sebuah profile untuk tayangan
acara Teroka itu.
Kelar itu semua, kami berencana
mencari buah durian ke hutan.
Durian..? dalam bayangan gw saat
itu sebuah kekhawatiran.
Gw biasanya mencium bau durian
kadang sudah pening, kalau pun harus memakan buah itu, paling hanya 1-2 biji
sudah cukup. Intinya ga terlalu maniak.
Kita berangkatlah ke hutan sore menjelang jam 5.
Di tengah jalan, kami bertemu dengan 2 ibu-ibu yang habis dari hutan dan
memangkul keranjang penuh dengan buah durian.
Dan dengan baik dan ramahnya, ibu-ibu tadi menawarkan kami buah durian
tersebut.
Tanpa perencanaan kamipun pesta durian disana.
Saat pertama menyantap buah
durian berwarna kuning itu, kesan pertama saya adalah... Luar biasa lezat!!!
Enak.. sampai tak terhitung lupa habis berapa gw sore itu, mix antara
durian kuning yang benar-benar lembut dan lezat dan durian putih yang kreamy
dan milky.
Selesai berpesta durian yang mendadak itu, kami tetap masuk ke hutan
walaupun sudah agak menggelap.
Dan karena hari sudah menjelang jam 6 sore dan kami sempat terpisah erbagi
beberapa gerombolan akhirnya karena gelap juga kami memutuskan kembali ke Rumah
Betang dengan tangan hampa tanpa durian.
Malam menjelang, kali itu genset dinyalakan
Dan terang benderang di rumah betang atau rumah panjang.
Sebagai informasi genset tidak selalu dinyalakan, karena keterbatasan solar
dari segi harga dan juga jauhnya tempat membeli solar itu.
Selesai mandi, sholat dan makan malam bersama.
Kami semua berkumpul di teras dalam rumah betang dengan lampu minyak
berjajar.
Lama itu kami mengadakan ramah tamah dengan warga rumah betang Dayak Iban.
Dipimpin oleh Pak Lurah Sungai Utik kami mengadakan diskusi dan tanya jawab
sampai jam 9 malam.
Dan menjelang jam 10 malam, kami masuk ke bilik masing-masing dan
merehatkan badan.
Kebayang kan capek dan ngantuknya gw malam itu.
Tapi yang pasti senang dan seru
sekali kegiatan hari 1 di BlackTrail Dayak Iban ini.
Jam 11 malam, gw sudah tertidur
pulas..dan pulas...
Terbangun beberapa kali malam itu dengan suara hujan yang cukup deras.
Dinginpun cukup menyergap, untungnya sudah dipersiapkan baju hangat malam
itu.
Hari pertama di Dayak Iban berjalan dengan lancar dan bersiap keesokan
harinya dengan kegiatan yang tak kalah seru dan menyenangkan...
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar